Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (FH Unisma) semakin membuktikan diri menjadi fakultas terakreditasi internasional. Terbaru, mereka menyusun mata kuliah dengan kurikulum bertaraf internasional. Sehingga, para lulusannya mempunyai kualitas daya saing global dan mengantar Kampus Unisma menuju World Class University.
Hal ini terungkap dalam Forum Group Discussion yang digelar Prodi Hukum FH Unisma yang bertajuk ‘Paradigma Pengembangan Internasional Konten Kurikulum pada Senin (20/5/2024). Dalam FGD itu mengundang Assoc. Prof. Sonny Zulhada Phd dari International Islamic University Malaysia (IIUM).
Selain menjadi dosen berkebangsaan Indonesia di IIUM, Sonny Zulhada juga merupakan anggota Tribunale Perlindungan Data Pribadi di Malaysia juga Konsultan Pemerintah Malaysia terkait UU Digital hingga UU Cyber Security. Sebab itulah, kehadirannya penting dalam pengembangan konten hukum internasional di Unisma.
Sonny Zulhada menjelaskan bahwa konten hukum internasional dalam kurikulum pendidikan Indonesia sudah seharusnya naik kelas. Ini mengingat bahwa keseharian kita sudah tak bisa dilepaskan lagi dari interaksi global.
Sebab itulah perlu adanya literasi hukum yang terus digenjot sejak dini di tingkat perguruan tinggi. Sonny mencontohkan sejumlah problem yang kerap muncul hari ini seperti dalam aspek Perdagangan Global, pernikahan penduduk antar negara, Hak Asasi Manusia (HAM), Perlindungan Konsumen, digitalisasi, kejahatan siber hingga perlindungan data pribadi.
”Sekarang kita sudah jadi bagian dari masyarakat global, naka kurikulum harus mendukung interaksi itu. Harus selalu di-update karena banyak masalah hukum muncul juga sejak era digitalisasi ini,” jelas Sonny.
Sonny turut senang karena sejumlah PT sudah mulai sadar akan hal ini, terlebih Unisma yang sudah sejak lama getol ingin mengembangkan kurikulumnya. Ia berharap ke depannya, Unisma bisa menjadi leading atau inisiator dalam pembahasan UU Digital di Indonesia.
”Untuk mendorong pengembangan kurikulum di Unisma ini saya kira harus dilakukan menyeluruh dan terstruktur. Saya kira juga perlu ada ToT nanti untuk mengajarkan berbagai teknis kepada dosen-dosen,” ungkapnya.
Sementara, Dekan FH Unisma Abid Zamzami SH MH mengatakan jika pengembangan kurikulum bertaraf internasional ini menjadi komitmen utama setelah resmi dinyatakan terakreditasi internasional oleh Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) Jerman.
Lewat FGD bersama Sonny Zulhada ini, jelas Abid, menjadi langkah konkrit FH mengusung visi Unisma menjadi World Class University. Bahkan, realisasi kurikulum bertaraf internasional ini sudah akan bisa direalisasikan pada 2024 ini.
Harapannya dengan kurikulum bertaraf internasional ini dapat memacu kualitas daya saing alumnus Unisma di ranah global. Sebaliknya pula, kurikulum ini nantinya juga dapat menarik minat mahasiswa luar negeri belajar ke Unisma.
“Harapannya lulusan FH Unisma nanti bisa ikut andil dalam menangani perkara-perkara internasional. Sejauh ini, kita sudah sangat siap merealisasikan, tinggal evaluasi dan penguatan saja di perumusan RPS (Rencana Pembelajaran Semester),” kata dia.
Benny K. Heriawanto SH M.Hum M.Kn, Wakil Dekan 1 FH Unisma menambahkan tantangan menyusun kurikulum yang representatif ini terletak pada aspek waktu kuliah yang terbatas. Ia merasa dengan waktu 7 semester tidaklah cukup. Namun itu akan menjadi tantangan pihak dekan untuk merumuskan kurikulum yang efektif.
Benny mencontohkan seperti perkara pernikahan penduduk antar negara yang memerlukan kajian yang kompleks dalam menentukan keabsahan pernikahan tersebut. Belum lagi soal perdagangan global yang hari ini sudah tidak asing lagi praktik investasi bisnis dengan perusahaan asing.
”Harapannya kualitas lulusan FH Unisma nanti tidak hanya jago kandang ahli hukum di Indonesia, tapi juga bisa menangani perkara di Singapore, Malaysia hingga Eropa. Kami optimistis itu akan terwujud,” harap Benny.